Senin, 07 Januari 2019

10 Rekomendasi Tempat Wisata di Pati Terbaru 2019

Pati adalah sebuah Daerah di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Daerah ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat. Kabupaten ini terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani.


Pati sendiri merupakan sebuah daerah yang memiliki segudang tempat wisata yang sangat menawan diantaranya seperti wisata alam, wisata pantai serta wisata sejarah semua ada di Pati, jika anda ingin berlibur disinilah tempat yang cocok, dijamin anda tidak akan kecewa apalagi jika anda berkunjung dengan sanak saudara, pasangan maupun keluarga dijamin pasti liburan kalian akan lebih menyenangkan.


Berikut 26 Tempat Wisata Terbaik di Pati yang wajib dan harus anda kunjungi jika anda sedang berkunjung ke Pati.



1. Pantai Banyutowo




Pantai Banyutowo terdapat di Desa Banyutowo, Dukuhseti. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten jepara, serta berdekatan juga dengan beberapa obyek wisata di Jepara seperti Benteng Portugis dan Pulau Mandalika. Pantai ini menawarkan pantai dengan ombak sedang dan sejuknya angin laut dari bibir pantainya. Di sini, kamu bisa menikmati panorama pantai nan asri serta dermaga tempat merapatnya perahu nelayan. Beberapa kali dalam setahun, pantai ini juga menjadi tempat berlangsungnya ritual sedekah laut. Kala senja, nikmati pemandangan siluet dari kapal-kapal nelayan yang merapat di sini sambil menanti matahari tenggelam.


Pantai ini diberinama Pantai Banyutowo karena pantai tersebut terletak[2] di Desa Banyutowo. Desa Tersebut dinamakan Banyutowo Karena dahulu desa tersebut kesulitan mendapatkan air tawar karena seluruh daerah air payau. Hanya ada sumur air manis dan kemudian daerah di mana sumur dijuluki banyutowo[3] (banyu: air, Towo: hambar). Soimah dahulu lahir dan besar di Pantai ini, maka ada yang menyebut pantai ini sebagai Pantai Soimah.

Wahana Pantai Banyutowo

Pantai dengan jarak[4] tempuh dari Kota Pati sekitar 36 kilometer arah ke Tayu. Pemandangan pantai terlihat indah dan pengunjung juga dapat menikmati pemandangan perahu nelayan yang bersandar di tepi pantai. Pengunjung juga dimanjakan dengan adanya jeti (sandaran kapal) yang baru, sehingga nyaman dalam menikmati pemandangan laut maupun aktivitas nelayan usai melaut. Pengunjung yang ingin menyalurkan hobi mancing juga dipermudah dengan adanya keberadaan jeti, maupun jembatan panjang yang menjulur ke laut. Setiap tahun, tepatnya bulan besar diadakan upacara sedekah laut sebagai rasa syukur atas hasil tangkapan ikan yang diperoleh nelayan dan berharap Tuhan selalu memberikan keselamatan dalam melaut untuk mencari ikan.

Fasilitas Pantai Banyutowo

Pantai Banyutowo terdapat beberapa fasilitas, di antaranya:
  1. Dermaga
  2. Kapal Wisata
  3. Kapal Nelayan
  4. Mushola
  5. Toilet
  6. Tempat Pelelangan Ikan

2. Hutan Mangrove Pantai Sambilawang





Hutan Mangrove Pantai Sambilawang merupakan wisata pinggir pantai yang menawan. Disana kita bisa melihat matahari terbit dari balik hutan bakau atau memancing ikan di sungai. Pantai di Desa Sambilawang, Kecamatan Trangkil, Pati, saat ini menjadi jujugan para pegunjung untuk menikmati keindahan pantai lepas di pesisir utara Kabupaten Pati. Tak ayal, pantai itu menjadi destinasi wisata baru di Pati. Tak sekadar menyuguhkan satu panorama pesisir yang memukau, Pantai Sambilawang bisa dijadikan wisata edukasi, karena tanaman mangrove tumbuh subur di sana. Ribuan tanaman mangrove yang menjadi tembok pantai hidup di pesisir seluas 8 hektare. 

Sebuah pantai di Desa Sambilawang, Kecamatan Trangkil, Pati, saat ini menjadi jujugan para pegunjung untuk menikmati keindahan pantai lepas di pesisir utara Kabupaten Pati. Tak ayal, pantai itu menjadi destinasi wisata baru di Pati.

Tak sekadar menyuguhkan satu panorama pesisir yang memukau, Pantai Sambilawang bisa dijadikan wisata edukasi, karena tanaman mangrove tumbuh subur di sana. Ribuan tanaman mangrove yang menjadi sabuk pantai hidup di pesisir seluas 8 hektare.

Kepala Desa Sambilawang, Mustain mengatakan, saat ini pengunjung hanya berasal dari warga sekitar seperti Trangkil, Pati, Wedarijaksa, dan Juwana. Itupun sebagian besar dari kalangan muda mudi yang ingin melepas penat.

Karena itu, pihak desa rencananya membuat kawasan itu menjadi tempat wisata alam sekaligus edukasi. Ada banyak hal yang bisa dinikmati di sana. Lokasi pantai berjarak sekitar 4 kilometer dari jalan raya Tayu-Juwana.

Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati puluhan tambak ikan bandeng yang berjajar di sepanjang jalan menuju pantai. Begitu memukau.

3. Air Terjun Tadah Hujan, Air terjun populer di PATI


Air terjun Tadah Hujan memiliki tinggi sekitar 75 meter. tempat wisata ini belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Namun jika anda menginginkan suasana yang sunyi, dengan pemandangan alam yang elok. Air Terjun Tadah Hujan terletak di pegunungan Kendeng Kecamatan Sukolilo yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan. Air Terjun Tadah Hujan memiliki air jernih yang langsung dari hujan dan resapan tanah perbukitan. Disini anda bisa menikmati pemandangan sambil mandi dibawah derasnya air terjun yang jatuh dari atas.


Salah satu tempat wisata yang paling diminati oleh para wisatawan di Pati bernama Air Terjun Tadah Udan. Ini menjadi salah satu yang terbaik di Pati.

Untuk Anda yang sedang mencari info tentang destinasi wisata Air Terjun Tadah Udan di Pati ini, berikut adalah penjelasan singkat tentang Curug Tadah Udan akan keindahannya.


Keindahan Panorama Alam Air Terjun Tadah Udan Curug Tadah Udan, Pati Jawa Tengah


Akses Menuju Wisata Air Terjun Tadah Udan

Curug atau Air Terjun Tadah Udan terletak di Desa Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jika dari jalan pasar lama Sukolilo tepatnya Jl. Raya Pati-Purwadadi, perkiraan perjalanan 4 menit dengan sepeda motor menuju timur. Saat Anda mengunjungi curug itu, di sepanjang perjalanan menuju lokasi tampak di kanan serta kiri jalan gang desa sangat banyak pralon pralon yang terisi dengan air bersih yang tersalurkan menuju rumah-rumah penduduk Sukolilo serta sekitarnya.

Setelah sekitar dua menit perjalanan, jalan utama Anda bisa berhenti sesaat melihat menara penampungan air dengan tinggi kira-kira 3m. Pralon prolon tersebut berasal dari Curug Tadah Udan, begitu kata warga setempat.

Melewati pralon-pralon yang mengarah ke Air Terjun Tadah Udan tersebut. Lalu Anda dapat berhenti dan memarkir kendaraan Anda di tempat yang aman disana Anda dapat melihat pemandangan yang Luar biasa indah. Anda akan tekagum kagum saat tiba di sekitar lokasi.

Air Terjun Tadah Udan Menjadi Tempat yang Bermanfaat untuk Warga Setempat
Curug Tadah Udan, Pati Jawa Tengah


Keindahan Panorama Alam Air Terjun Tadah Udan Curug Tadah Udan, Pati Jawa Tengah

Tebing yang sangat terjal yang hampir 90 derajat ketinggian kurang lebih 25m yang mana diatas bukit tadi ditumbuhi dengan pohon jati serta mahoni yang sangat-sangat subur. Suara air terjun sudah tedengar dari kejauhan dengan jauh sekitar 100 meter dari lokasi. Dalam benak Anda akan berpikir Curug Tadah Udan jika airnya ada kalau pada musim penghujan. Namun Anda salah.

Air Terjun Tadah Udan telah mengalirkan air di sepanjang tahun. Artinya air yang besar telah jatuh dari ketinggian 10 meter tersebut akan tetap mengalir dikala musim penghujan ataupun musim kemarau. Ini terbukti adanya beberapa warga yang telah mengaku menjadikan Curuq ini sebagai tempat mencuci.

Curug Tadah Udan, Pati Jawa Tengah


Keindahan Panorama Alam Air Terjun Tadah Udan Curug Tadah Udan, Pati Jawa Tengah

Anda dapat mendaki jalan yang sedikit terjal agar sampai ke lokasi. Di sekitar Curug Tadah Udan banyak terdapat tumbuh-tumbuhan besar serta yang sangat subur. Menjulang tinggi ke langit biru dan membuat di sekitar tempat tesebut menjadi rindang.

Dengan adanya kandungan uap air berasal dari Curug dengan rindangnya pepohonan membuat udara  tersebut cukup dingin dan sangat segar. Suara air yang jatuh serta kicauan beberapa burung masih sangat terdengar di sekitar Air Terjun itu menambah suasana alami tempat terbaik itu.

Suasana yang membuat Anda untuk berlama-lama agar tetap tinggal serta menikmati suasana yang tak dapat ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan lain dalam Kabupaten Pati. Air dalam jumlah yang cukup banyak besar meluncur tiada henti dari jarak sekitar 10m. Anda mungkin akan tidak sadar mengucapkan Subhannallah.

Heran, kagum serta rasa takjub pada saat Anda berkunjung ke sana. Anda dapat mengambil beberapa foto bersama keluarga atau Anda sendiri karena disana adalah tempat dengan latar yang sangat indah cocok untuk Anda yang ingin mengabadikan foto Anda. Tapi sayang obyek wisata lokal ini belum tegarap dengan sangat maksimal sehingga belum layak jual.

Curug Tadah Udan merupakan tempat wisata di Pati dengan keadaan alamnya yang masih sangat bersih dan kurang akan campur tangan orang lain. Begitu indah dan masih sangat alami membuat Curug Tadah Udan menjadi tempat yang sangat cocok untuk Anda untuk bersantai dan ingin jauh dari populasi asap yang ada dikota.


Dengan keluarga Anda kesana tentu menambah Susana romantika yang tentunya akan menjaga Anda dan keluarga Anda tetap harmonis, apalagi ini didukung oleh udara yang sangat segar. Untuk Anda seorang photographer yang suka mengambil gambar tentang alam bebas, maka Curug Tadah Udan adalah tempat yang sangat direkomendasikan.

4. Air Terjun Santi, Wisata Air yang Masih Fresh di Pati


Air Terjun Santi Berada di lereng gunung Muria tepatnya berada di desa Gunungsari kecamatan Tlogowungu, Pati. Air terjun kecil ini terbagi menjadi dua kelompok yang pertama dinamakan "Tretes" letaknya di sebelah bawah di sisi sungai. Air terjun kedua dinamakan "Jenar" letaknya di sebelah atas. Air terjun yang kedua ini lebih besar dan tinggi daripada air terjun yang pertama. Untuk bisa mencapainya Anda harus berjalan kaki melalui jalan setapak sejauh kurang lebih 500 meter. Biasanya jalur yang dilewati dukuh santi desa Gunungsari atau bisa juga melalui jalur selatan yang akan melewati dukuh jentir desa Tajungsari. Kondisi seperti ini membuat objek wisata ini masih belum dikelola dengan baik.

Wilayah Pati sangatlah banyak ragam destinasi wisata, bangga rasanya mengulas tentang keindahan panorama alam di kabupaten yang ada di Utara Jawa Tengah ini. Kabupaten Pati  banyak mempunyai kelebihan dengan lokasi yang mempunyai potensi berlainan yaitu wisata yang tinggi. Lokasi kabupaten Pati telah banyak memberi peran wisata Jawa Tengah yang sangat menawan. Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang potensi pegunungan alam yang menarik di Pati yakni Air Terjun Santi atau “Air Terjun Tretes“.




Air Terjun Santi adalah daya tarik di lokasi pegunungan yang indah nyatanya juga pasti dipunyai oleh kabupaten Pati. Sedikit orang yang tahu akan potensi wisata Pati yang sangatlah indah dan alami ini. Membahas tentang obyek wisata di Pati yang belum terekspos dengan cara umum ini, destinasi wisata Air Terjun Tretes.

Air Terjun Santi, Pati Jawa Tengah

Air Terjun Tretes merupakan sisi dari dua air terjun yang ada di desa Gunungsari, kec. Tlogowungu, Kab. pati, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar telah mengenal dengan nama gabungan dari dua air terjun yang berada di desa ini dengan sebutan Air Terjun Santi.


Air Terjun Santi, Pati Jawa Tengah


Air terjun Santi terbuat dari dua air terjun yang terpisah yang mempunyai ketinggian yang tidaklah sama, yakni Air Terjun Tretes dan Air Terjun Jenar. Walau air terjun Santi ini terdiri dari 2 air terjun yang terpisah. Namun keindahan yang diberikan akan tidak pernah mengecewakan. Keindahan yang dipertunjukkan sangat mengagumkan dan memanjakan pengunjung yang datang.

Air terjun Tretes memiliki karakteristik air terjun yang kecil dalam debet air tak terlampau besar dan dengan kedalaman terjunan air tak terlampau dalam. Air terjun Tretes memiliki jarak tempuh dari pusat pemukiman yang tidaklah terlampau jauh. Hingga pada hari wekend tempat ini dipenuhi oleh banyak pengunjung dari daerah asli maupun dari daerah seputar. Aspek belum populer serta kurangnya info yang menyebar membuat tempat yang indah ini belumlah maksimal di nikmati oleh pengunjung dari luar daerah.

Air Terjun Santi, Pati Jawa Tengah

Air terjun Jenar memiliki karakteristik tidak sama akan saudaranya yang terdapat dibawahnya. Air terjun Jenar ini mempunyai debet air yang akan terus besar dengan kedalaman terjunan air yang melebihi dalam dari Air Terjun Tretes. Tidak sering di tempuh seputar 500 mtr. Diatas air terjun Tretes ini.

Keindahan Air Terjun Santi dan Sekitarnya
Keindahan air terjun unik ini berpadu cocok dengan perkebunan kopi milik warga yang tumbuh dengan subur yang ada di lereng tebing timur Gunung Muria. Sungguh panorama yang memanjakan mata pengunjung untuk menyingkirkan kepenatan.

Air Terjun Santi

Air terjun Santi (Air Terjun Tretes dan Air Terjun Jenar) ada di lokasi kabupaten Pati sisi utara barat, tepatnya terletak di Dukuh Santi, Desa Gunungsari. Akses jalan menuju wisata tempat air terjun bisa ditempuh dari beberapa jalur. Pertama dari jalur Dukuh Santi. Desa Gunungsari dan yang ke-2 dari Dukuh Jetir, Desa Tanjungsari. Umum diakses jalan termudah dengan paling banyak dilewati oleh pengunjung yakni lewat Desa Gunungsari.

Akses diawali mulai dari kota Pati yang lalu lanjut ke arah jalur Pati-Tayu. Sesampai di kecamatan Trangkil disana, akan diawali jalur paling utama agar ke desa Gunungsari. Jalan paling utama itu tepatnya ada di Puskesmas Trangkil, didepannya. Ikuti jalur paling utama itu sampai di desa Gunungsari. Desa itu desa  paling terakhir untuk menuju ke air terjun Santi ini. Kendaraan akan dititipkan di perumahan warga dengan hanya membayar ongkos parkiran yakni Rp2. 000 untuk satu kendaraan.

Air terjun tretes serta air terjun jenar yang berada dikawasan air terjun Santi ini memang belum mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah Kabupaten Pati.

5. Air Terjun Tretes Tlogowungu

Air Terjun Tretes, Keindahan Tersembunyi di Bumi Mina Tani

Tak banyak yang mengetahui potensi wisata yang masih tersembunyi ini, begitu juga aku yang sudah sering mendengar nama daerah ini, namun baru pertama kali bertandang kesana. Sayang memang Pemkab Pati terkesan tidak peduli dengan potensi wisata ala mini. Padahal jika dikembangkan aku yakin tempat ini bisa bernasib sama seperti Air Terjun Montel, di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus.

Dengan berombongan menggunakan sepeda motor, perjalanan dimulai dari kampus SMA PGRI 1 Pati, menuju Tlogowungu, lanjut memasuki hutan jati KPH Regaloh mengarah ke desa Lahar. Sesampainya di desa Lahar ambil arah menuju Gunungwungkal. Sampai di dukuh Santi, desa Gunungsari motor dititipkan di salah satu rumah penduduk setempat. Cukup dengan membayar uang dua ribu rupiah motorpun sudah aman di penitipan.

Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1 km, melewati pinggiran terbing dan jurang serta menyeberang sungai.

Jalan yang masih berupa jalan setapak dari tanah serta sejuknya udara khas pegunungan menimbulkan sensasi tersendiri karena kebetulan saat itu pas turun hujan. Namun pemandangan yang terbentang di sekeliling sangatlah memukau. Subhanallah….

Air terjun di depan pun telah menanti. Ternyata tempat ini lumayan ramai juga. Hanya sayang banyak tempat yang dijadikan ajang bercumbu ria oleh pasangan-pasangan yang sedang di mabuk asmara. Haduhhhhh………

Tak jauh dari lokasi itu juga terdapat hutan pinus, tepatnya di Dukuh Pangonan, Desa Gunungsari. Namun untuk menuju kesana harus melalui jalan memutar, lewat depan SD Pangonan 1. Hmmm….cocok untuk paket agrowisata.


Jika saja Pemkab Pati lebih serius mengembangkan lokasi ini, niscaya dari warga Pati sendiri tak akan kebingungan lagi memilih tempat wisata alam yang dekat jika ingin refreshing. Tentunya hal ini juga akan menambah PAD (Pendapatan Ali Daerah), serta menciptakan lapangan kerja bagi para penduduk setempat. (via: adipratamaputra.wordpress.com)



Air Terjun Tretes merupakan bagian dari air terjun santi. Air Terjun ini berada di Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Lokasinya yang jauh dari perkampungan menyebabkan air terjun tersebut jarang terjamah manusia. Kalau boleh saya katakan, air terjun tretes masih alami alias masih perawan. Terletak di pada lereng gunung Muria di desa Gunungsari kecamatan Tlogowungu. Air tenjun kecil ini terdiri atas dua kelompok yang pertama dinamakan "Tretes" terletak di sebelah bawah di sisi sungai. Air terjun kedua dinamakan "Jenar" terletak di sebelah atas. Air terjun kedua ini lebih besar dan tinggi daripada air terjun yang pertama.

6. Air Terjun Grenjengan Sewu

Air Terjun Grenjengan Sewu ini terletak di desa Jrahi, Kecamatan Gunung Wungkal, Kabupaten Pati. Cukup jauh memang jika di tempuh dari pusat kota Pati. Untuk menuju ke sana kita bisa menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari pusat Kota Pati. Dari kota Pati, anda bisa ambil arah ke Tayu atau Jepara. Setelah itu lihat papan penunjuk arah dan ambil arah ke Gunung Wungkal dan anda teruskan ke Desa Jrahi dengan mengikuti papan penunjuk arah. Ketinggian air terjun ini sekitar 25 meter dan berada di ketinggian 485 meter di atas permukaan air laut. Sepertinya tak banyak orang yang tahu tentang air terjun ini.  Ini semua terbukti dengan suasana Air Terjun yang sepi. 

Air Terjun Grenjengan Sewu

Pati yang terkenal dengan julukan Bumi Mina Tani ternyata mempunyai Air Terjun yang terletak di belakang Gunung Muria. Air Terjun tersebut bernama Air Terjun Grenjengan Sewu.

Air Terjun Grenjengan Sewu ini terletak di desa Jrahi, Kecamatan Gunung Wungkal, Kabupaten Pati. Cukup jauh memang jika di tempuh dari pusat kota Pati. Untuk menuju ke sana kita bisa menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari pusat Kota Pati. Dari kota Pati, anda bisa ambil arah ke Tayu atau Jepara. Setelah itu lihat papan penunjuk arah dan ambil arah ke Gunung Wungkal dan anda teruskan ke Desa Jrahi dengan mengikuti papan penunjuk arah. Ketinggian air terjun ini sekitar 25 meter dan berada di ketinggian 485 meter di atas permukaan air laut.

Air Terjun Grenjengan Sewu

Sepertinya tak banyak orang yang tahu tentang air terjun ini.  Ini semua terbukti dengan suasana Air Terjun yang sepi. Saat saya mbolang ke air terjun ini, terlihat hanya ada beberapa anak-anak dan beberapa warga desa yang bermain-main di kawasan Air Terjun Grenjengan Sewu ini. Kemungkinan memang belum di kelola oleh pemerinttah setempat.


Berangkat dengan menggunakan motor bareng kawan travelling saya (Aji) sekitar pukul 21.00 malam. Kami berangkat malam hari agar bisa menikmati Air Terjun Grenjengan Sewu di pagi hari dan bisa menikmati udara segar di Gunung Wungkal. Ada beberapa tujuan wisata yang akan kami kunjungi. Dan Air Terjun Grenjengan Sewu merupakan tujuan utama kami.

Sampai di Pati sekitar pukul 21.30 WIB. Beruntunglah saya punya kawan yang rumahnya lumayan dekat dengan Air Terjun Grenjengan Sewu. Dia bernama Farez yang akan mengantarkan kami ke air terjun tersebut. Kami janjian untuk bertemu di alun-alun pati, setelah itu lanjut ker rumahnya fares dan numpang menginap di sana (agar irit biaya broo hihihihi).

Sesuai dengan rencana, kami bangun pagi-pagi dan berangkat menuju Air Terjun Grenjengan Sewu. Sebetulnya Fares juga kurang begitu tahu lokasi Air Terjun Grenjengan Sewu karena kebanyakan masa hidupnya berada di luar kota. kami sedikit tenang karena Fares mau mencarikan informasi tentang lokasi air terjun tersebut dan alhamdulillah dapat informassi tentang lokasi Air Terjun Grenjengan Sewu.

Akses jalan dari rumah Fares hingga kecamatan Gunung Wungkal begitu mulus dan kami sangat menikmati perjalanan ini. Tapi saat sampai di Desa Giling (Desa sebelum Jrahi) beeeuuuh jalannya sangat memprihatinkan. Jalan yang banyak tanjakan dan turunan ini sangatlah rusak. Mungkin karena tergerus oleh air saat musim penghujan. Perjalanan ini membuat saya agak miris dan harus extra hati-hati karena motor saya hoby sekali dengan bocor pada bagian bannya. Mungkin sekitar 1 km jalan kembali mulus ketika masuk Desa Jrahi (tempat Air Terjun Grenjengan Sewu).

Sampai di desa jrahi, kami memarkirkan motor di rumah penduduk yang dekat dengan Air Terjun Grenjengan Sewu karena belum ada pengelolaan tempat parkir di sini. Saya sudah tak sabar unttuk menikmati dinginnya air yang ada di air terjun tersebut. Untuk menuju ke air terjun yang sebenarnya kami harus jalan kaki melewati jalan beton, persawahan warga dan sungai-sungai kecil karena ini memang satu-satunya jalan menuju ke sana. Belum ada jalan khusus wisatawan untuk menuju air terjun ini. Pemandangan sawah di sini begitu indah dengan system tanam terasering.

Air Terjun Grenjengan Sewu

Sungai merupakan jalur menuju Air Terjun Grenjengan Sewu

Sampai di Air Terjun terlihat beberapa orang sedang menikmati dinginnya air di sini. Keadaan air di sini jernih dan aliran air terjunnya kecil, mungkin karena musim kemarau sehingga pasokan air dari atas berkurang. Air Terjun Grenjengan Sewu ini benar-benar masih alami dan belum banyak orang yang tahu tentang tempat wisata yang satu ini.  Sayang tempat ini dikotori oleh tangan-tangan jahil dengan menulisi dinding-dinding batu di samping air terjun. Ada beberapa anak-anak desa yang sedang bermain ayunan memakai akar tumbuhan yang menggantung dari atas ke bawah. Tak ada rasa takut jatuh di wajah mereka. Mereka terlihat gembira dengan ayunan akar itu.

Air Terjun Grenjengan Sewu

Anak-anak desa setempat yang bermain ayunan memakai akar tumbuhan.

Sayang jika pemandangan alam yang bagus ini tidak diabadikan. Berfoto merupakan salah satu cara untuk mengabadikan momen-momen yang begitu menyenangkan di sini.

Air Terjun Grenjengan Sewu

Note :

  • Jika Anda ingin berwisata ke Air Terjun Grenjegan Sewu, bawalah bekal makanan atau snack.
  • Di lokasi   air terjun tidak ada orang jualan makanan.
  • Belum ada tempat bilas untuk pengunjung yang mandi di lokasi air terjun.
  • Masuk lokasi air terjun masih gratis.
  • Gunakan motor sebagai alat transportasi untuk berwisata ke Air Terjun Grenjengan Sewu, karena di sana belum ada tempat parkir mobil.
  • Jangan memakai sepatu karena Anda harus melewati pematang sawah dan sungai.
( via : https://yasiryafiat.wordpress.com/)


7. Air Terjun Grenjengan Jolong,Agro Wisata Indah dan Lengkap di Pati

Kota Pati banyak mempunyai daerah yang berpotensi menjadi agro wisata alam cukup memiliki pesona tinggi. Disamping itu, ternyata kota pati masih menyimpan beberapa tempat yang sangat layak jadi potensi wisata alam yang begitu mempesona bernama Air Terjun Grenjengan Jolong Pati yang menjadi salah satu wisata Jolong.



Wisata Jolong selain dikenal sebagai bumi perkemahan dan ternyata memiliki tempat wisata serta mungkin saat ini masih belum dikenal oleh warga sekitar Pati. Maklum saja di samping karena akses jalan juga menentukan, wisata ini terletak di lereng gunung bernama Muria yang masih termasuk administrasi kecamatan Gembong Kabupaten Pati.

Wisata Jolong, Pati Jawa Tengah

Wisata Jolong selain dikenal sebagai bumi perkemahan di sana juga terdapat banyak kebun kopi beserta pabrik kopi yang sudah lama berjalan. Menurut penduduk sekitar pabrik kopi ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.


Akses Perjalanan Menuju Wisata Jolong

Akses Perjalanan Menuju Wisata Jolong

Wisata Jolong, Pati Jawa Tengah

Selain karena kondisi jalannya yang terbilang kurang bagus, akses jalan menuju Air Terjun Grenjengan wisata Jolong ini sangat penuh tantangan. Itu karena jalan banyak yang kelokan dan tanjakan serta turunan tajam, jadi kita harus berhati hati kalau ingin melewati jalur menuju air terjun Grenjengan Jolong Pati.

Namun ketika sampai di Air Terjun Grenjengan Jolong semua rasa lelah akan terbayarkan seketika, sebab dilokasi ini selain juga disuguhkan dengan pemandangan alam yang sangat mempesona. Kita akan diselimuti udara dingin yang sejuk dan segar.

Untuk itu air terjun Grenjengan Jolong Pati sangat layak untuk menjadi wisata pati terpopuler untuk Anda mengisi hari liburan bersama keluarga.

Jolong, Keelokan Kebun Kopi Dengan Bumi Perkemahan Representatif

Kebun Kopi Jolong, Pati Jawa Tengah


 Kebun Kopi Jolong, Pati Jawa Tengah

Lereng Pegunungan Muria yang  dari wilayah tiga kabupaten sekaligus telah membawa berbagai hal menarik serta berpotensi menjadi ladang kemajuan ekonomi bagi warga. Salah satunya yaitu dataran lereng Pegunungan Muria yang telah memasuki wilayah kabupaten Pati. Lereng Pegunungan Muria yang menghadap ke ke Laut Jawa ini menyimpan berjuta pesona menakjubkan sehingga menjadi primadona wisatawan.

Tidak hanya saat ini dan seterusnya, tetapi sejak berpuluh-puluh tahun, beratus-ratus tahun lalu telah menjadi pilihan untuk berbagai kegiatan liburan. Salah satunya yang masih berdiri dan telah terkelola sampai sekarang adalah Perkebunan Kopi serta Bumi Perkemahan Jolong.

Kawasan ini menjadi sentra penghasil kopi di kab. Pati dan sebagai tempat pengolahan hasil perkebunan kopi berkualitas. Pabrik pengolahan kopi sendiri telah memiliki alat-alat pengolahan yang mayoritas telah berumur. Ini karena keberadaan pabrik ini menjadi peninggalan pemerintahan Belanda dengan mesin produksinya.

Mesin-mesin yang berada dalam pabrik ini masih mampu beroprasi dengan baik dan digunakan oleh PT. Perkebunan Nasional IX guna mengolah hasil perkebunan kopi yang berada tak jauh disana.

Perkebunan kopi berada pada ketinggian 570-790m DPL dengan suhu yang sangat rendah, kisaran 25 – 32 Derajat Celcius dengan luas keseluruhan kawasan perkebunan ini kurang lebih 527 Ha dan terdiri dari Perkebunan Kopi, pabrik kopi dan bumi perkemahan Jolong.

Kawasan ini terletak di desa Jolong Kecamatan Gembong Kabupaten. Pati. Dari pusat kota Pati kurang lebih dengan jarak 20 KM. Kawasan ini dibuka sebagai objek wisata kebun kopi. Pengunjung juga bisa menyaksikan proses pemanenan kopi serta pengolahan kopi dalam pabrik tersebut.


Fasilitas dan Keindahan Wisata Jolong

Fasilitas dan Keindahan Wisata Jolong

Wisata Jolong, Pati Jawa Tengah

Lokasi pendukung sangat menarik untuk dikunjungi dalam kawasang Jolong adalah keberadaan Bumi Perkemahan yang telah terpelihara dan terjaga. Bumi perkemahan ini memiliki luas lahan hampir seluas lapangan sepak bola dengan tertutup rumput halus dan rapi indah.


Lapangan Bumi Perkemahan berbatas langsung dengan jurang yang menghadap ke sebelah Pegunungan Muria. Meskipun begitu, keamanan serta kenyamanan dalam penggunaan fasilitas ini sangat terjaga dengan baik. Dengan lokasi itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan langsung ke arah Pegunungan Muria dengan sangat jelas dan terlihat sangat dekat.


Bagi Anda pecinta alam, kawasan ini juga bisa dipakai sebagai salah satu rute yang bisa dilewati untuk menuju puncak tertinggi Pegunungan Muria. Seperti Puncak Songolikur dan Puncak Argojembangan. Pemandangan yang disajikan pun tidak akan membawa penyesalan untuk siapa yang mengunjunginya. Pepohonan serta udara yang sejuk dan segar akan selalu menemani setiap langkah saat berada di destinasi wisata Jolong.



Air Terjun Grenjengan Jolong Pati terletak di kawasan kebun jollong pati. Lokasinya sendiri berada tepat dibawah Objek Wisata Kebun Jollong. Berbeda dengan air terjun lain yang berada di wilayah pati, air terjun ini sudah terkelola dengan baik. Jolong terkenal sebagai perkebunan kopi dan bumi perkemahan, lokasi ini berada di kecamatan Gembong kabupaten pati. Jolong ternyata mempunyai tempat wisata alam yang jarang di ketahui orang yaitu Air terjun Grenjengan. Di sepanjang jalan kita di suguhi pemandangan alam yang masih sangat asri, sampai di lokasi air terjun grenjengan kita juga bisa bermain di sungai yang berada di depan lokasi air terjun grenjengan. (via :http://www.lihat.co.id/wisata/jolong.html)

8. Air Terjun Selonatah, Hidden Paradise di Winong Kidul Pati

Air Terjun Selonatah a.k.a Air Terjun Grudo adalah air terjun 5 deret yang berada di selatan kota pati. Air terjun ini baru terekspose oleh media setelah ada nettizen yang mengunggah foto air terjun di facebook. Sejak itulah air terjun ini mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar kota. Meskipun berada di kecamatan winong, air terjun grudo ini justru berdekatan dengan kecamatan tambakromo. Akses jalan untuk menuju lokasi air terjun juga sangat mulus jika lewat jalur ini. Untuk rutenya sendiri bisa melalui Kecamatan Tambakromo - Dukuh Gayam - Desa Pohgading kemudian baru masuk ke Dukuh Selonatah. Ketika sampai di Dukuh Selonatah, kita masih harus melewati kebun jagung milik warga setempat untuk sampai ke lokasi.

Potensi tempat wisata di wilayah Kabupaten Pati belum digali secara maksimal. Salah satunya adalah Air Terjun Selonata, Hidden Paradise (Surga tersembunyi) ini terletak di Dukuh Selonatah Desa Gunungpanti Kecamatan Winong Pati. Justru dari sosial medialah tempat – tempat wisata baru terexpose ke media.

Objek wisata alam ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua. Dari pusat kota pati berjarak kurang lebih 35 KM arah selatan Kota Pati. Untuk menuju ke sini, kita mengambil arah ke Kecamatan Tambakromo, setelah sampai pertigaan Tambakromo (Setelah Pasar Tambakromo) belok kiri menyusuri Desa Keben, Desa Larangan, Desa Maitan. Anda harus sedikit bersabar karena jalan berikutnya kurang mulus alias terjal.

Untuk masuk ke lokasi, kendaraan roda empat harus di parkir di pemukiman penduduk, karena tidak ada akses jalan kesana. Warga sekitar sangat ramah dan siap membantu anda untuk mengantarkan ke lokasi objek wisata Air Terjun Selonatah. Penunjuk arahpun sudah terpasang untuk memandu para wisatawan menuju lokasi. Sepanjang perjalanan menuju air terjun, kita akan disuguhi pemandangan yang cantik dipadu dengan perkebunan milik warga sekitar.



Walaupun akses ke lokasi sedikit sulit, namun akan terbayar dengan keindahannya. Pengunjungnya pun kebanyakan masih warga Kabupaten Pati, salah satu pengunjung Restu Warga Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo Pati mengungkapkan baru pertama kali kesini. “Tempatnya masih alami dan bagus untuk foto selfie”, tuturnya. (*Patinews.com)

9. Pulau Seprapat Juwana

Kata Seprapat (Bahasa Jawa yang artinya seperempat), Pulau ini diberi nama Pulau Seprapat karena menurut cerita Dampo Awang meninggalkan seprempat hartanya di Pulau seprapat


Daya Tarik Pulau Seprapat Juwana

Pemandangan di Pulau Seprapat sangat indah nan alami dengan pohon tua yang cukup rindang, sehingga cocok bagi tempat rekreasi bersama keluarga dan sanak saudara. Sedangkan di tengah-tengahnya Pulau Seprapat terdapat sebuah makam berbentuk mushala yang dibangun oleh warga setempat.


Letak Pulau Seprapat Juwana

Seiring bergulirnya waktu, perubahan alam memang tak bisa dihindari. Termasuk bergesernya letak sebuah pulau kecil yang pada awalnya berada di antara alur Bengawan Silugonggo atau nama lain dari Kali Juwana. Karena itu, pulau yang luasnya kini kurang dari seperempat hektare tersebut, saat ini letaknya bergeser di sisi barat alur Bengawan tersebut.

Sejarah Pulau Seprapat Juwana


Pada zaman Majapahit ada seseorang yang tidak dikenal. Oleh karena penderitaan yang dialaminya, orang itu pergi merantau dan mengasingkan diri di pulau yang sekarang bernama Pulau Seprapat. Di pulau itu dia menjalankan pertapaan. Setelah beberapa lama menjalankan pertapaan itu, ia berhasil mendapat pusaka yang sangat berkasiat. Adapun khasiatnya adalah dapat menyembuhkan atau mengembalikan segala sesuatu yang telah terpisah. 

Untuk membuktikan kasiat benda tersebut, ular dipotong menjadi dua, kemudian meletakkan pusaka di atas badan ular yang terpotong. Seketika ular tersebut dapat tersambung dan hidup. Setelah kakak perempuannya mencari kian kemari, akhirnya menjumpainya di dalam Pulau Seprapat itu. Ia diajak pulang, tetapi tidak mau. Bahkan ia menceritakan kejadian-kejadian yang telah dialami selama di Pulau Seprapat. Untuk membuktikan hasil pertapaan adiknya benda yang tajam itu hujamkan pada badan adiknya. 

Pada percobaan pertama setelah dipotong lehernya dapat dipulihkan kembali dengan kesaktian benda tesebut. Karena belum percaya dengan kejadian itu maka dibuktikan sekali lagi pada sang adik. Tetapi pecobaan kedua mengalami kegagalan karena setelah dipenggal ternyata bagian kepala adiknya menghilang. Oleh karena itu, Sang kakak mencari kepala adiknya. Namun, tidak ketemu. Sang kakak menggunakan kepala kera sebagai ganti kepala adiknya. Dengan menggunakan kesaktian benda tersebut. Kepala kera dapat tersambung ke badannya. Dan adiknya dapat kembali hidup. Akan tetapi berkepala kera. Adiknya yang berkepala kera tadi tinggal di Pulau Seprapat

Setelah kembali, kakaknya menceritakan kejadian-kejadian itu kepada tetangga. Ia mengatakan bahwa adiknya di sana tidak hanya berkepala kera saja, tetapi juga penjaga pulau tersebut. Di samping itu, adiknya juga menjaga harta benda Dampo Awang yang masih berada di sana yang banyaknya seperempat dari harta bendanya yang ada. Ketika dia kalah dalam pengadaan jago. Kakak perempuannya juga mengatakan kepada penduduk bahwa harta benda Dampo Awang itu boleh dimiliki siapa saja ia mau menjadi warga Pulau Seprapat itu. 



Dengan keterangan-keterangan itu, maka banyak warga datang ke Pulau Seprapat untuk menuruti cita-citanya. Bahkan, disinyalir sampai sekarang. Karena tebalnya kepercayaan, maka menurut berita-berita : “Apabila orang yang ingin kaya itu telah mencapai dan sampai ajalnya, maka orang-orang itu matinya menjadi keluarga di Pulau Seprapat”. Dan menurut kenyataannya apabila yang terlaksana kekayaannya ada yang tembong ada yang guwing (bahasa Jawa). Setelah orang-orang itu meninggal, kera yang di sana dalam keadaan tembong dan guwing.

Tradisi Pulau Seprapat Juwana

Pulau Seprapat merupakan bersejarah bagi warga Juwana yang sudah lama dikenal oleh para pengalap berkah dengan sebutan Pulau Seprapat, dan menjadi bagian dari luas wilayah Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Pulau dengan pohon tua cukup rindang itu, di tengah-tengahnya terdapat sebuah makam berbentuk mushala yang dibangun oleh warga setempat. Jauh sebelum itu, cungkup makam dari kayu tersebut cukup tua, dan tak terawat. Di balik cungkup itulah, menurut cerita tutur dimakamkan seorang tokoh yang disegani pada masa berkembangnya agama Islam di daerah pesisir Pantai Utara Jawa, yakni Mbah Datuk Lodang.

Oleh warga, sejak pulau tersebut tidak lagi digunakan untuk ngalap berkah, namanya diubah menjadi Syekh Datuk Lodang Wali Joko. Karena itu, tiap tahun sekali pada bulan Syawal, atau bersamaan dengan perayaan tradisional nelayan yang dikenal dengan Sedekah Laut, dilangsungkan pula peringatan atas tokoh tersebut. Di pulau itu diselenggarakan acara ziarah dan dilanjutkan dengan pengajian. Menurut salah seorang tokoh masyarakat Bendar yang juga seorang anggota DPRD, Jamari Ridwan. Jumlah warga yang mengikuti ziarah dan pengajian pun kian bertambah banyak, sehingga panitia Sedekah Laut seksi acara itu menyediakan angkutan kapal penangkap ikan dan perahu.


Gembleng Ilmu



Tentang siapa, Mbah Datuk Lodang, konon menurut cerita tutur tinular, hidup pada masa Juwana, dimana sudah berdiri Panti Ngerang sebagai pusat penyebaran agama Islam dengan tokoh pemukanya, Ki Ageng Ngerang. Letak tepatnya di Dukuh Ngerang Desa Trimulyo, berbatasan dengan Bendar, keduanya di Kecamatan Juwana. Karena semasa hidupnya tak pernah menikah, kecuali hanya mengembleng ilmu jaya kawijayan murid-muridnya, maka warga memberinya nama tambahan Wali Joko. Akan tetapi ada salah satu murid yang mencemarkan nama perguruan Pulau Seprapat, yakni Maling Kopo yang nama aslinya Joko Pilang, anak Maling Pekuwon. Maling Kopo, diam-diam berhasil membaca kitab milik gurunya yang berizi tentang kelemahan semua murid Panti Ngerang. Satu di antaranya, adalah Adipati Mondoliko, Pathak Warak yang membawa kabur putri Ki Ageng Ngerang, Roroyono yang sudah dijodohkan dengan murid seperguruan, Said Kusumastuti atau Sunan Muria. Dengan pusaka milik gurunya yang juga dicuri, Maling Kopo berhasil membunuh Pathak Warak, dan mengembalikan Roroyono ke Panti Ngerang. Dia disuruh memilih, antara dijodohkan dengan Roroyono atau diberi kekuasaan sebagai Adipati Buntar, atau nama lain yang sekarang sebagai Bendar. Kendati Maling Kopo awalnya memilih sebagai penguasa di Buntar, tapi belakangan juga tertarik untuk mempersunting Roroyono yang sudah dinikahkan dengan Sunan Muria. Karena itu, cara sebagai maling pun dilakukan, yaitu menculik Roroyono dan disembunyikan di Pulau Seprapat. Akibatnya dia harus berhadapan dengan murid Ngerang lainnya, yaitu Adipati Tunjungpuro, Cokrojoyo. Akhir cerita tutur tersebut, Maling Kopo pun harus mati di tangan Adipati Cokrojoyo.

Mitos Pulau Seprapat Juwana

Perlu diingat bahwa kera-kera yang ada di Pulau Seprapat keadaannya berlainan dengan kera-kera yang ada di lain daerah misalnya :
Kera-kera di Pulau Seprapat seakan-akan dapat mengetahui atau membedakan orang yang berderajat, daripada orang-orang yang tidak, apabila ada orang-orang yang datang ke sana, apabila orang tersebut adalah pimpinan, maka kera-kera di sana tidak mau mendekati terlebih dahulu kepada orang-orang tersebut. Sebelum kepala kera yang menemaninya, (yang dimaksud dalam hal kepala kera ialah kera yang berbadan manusia itu). Setelah kepala kera itu menemui, lalu berduyun-duyun menemui dengan pimpinan tersebut dan kejinakannya.
Bisa dapat mengetahui bila seorang yang mendatangi untuk minta maksud dan tujuannya. Caranya ialah dengan membawa telur.

Biasanya yang sangat disukai kera-kera itu adalah telur. Apabila datang membawa telur, setelah diketahui oleh kera (pimpinan) bahwa yang datang itu tidak dapat keturutan : maksudnya, maka seolah-olah kera itu makannya tidak enak dan dimuntahkan kembali. Ini berarti niatnya yang datang tak terkabul.

Bentuk/rupa dari kera-kera tersebut adalah halus dan jinak. Seakan-akan mengetahui sopan-santun. (via : wikipedia)

Pulau Sprapat adalah sebuah pulau kecil di sebelah utara TPI Juwana. Pulau tersebut merupakan pulau buatan yang dibangun pada masa penjajahan belanda. Tempatnya lumayan asri karena banyak pohon rindang yang tumbuh disana. Meski pulau ini diliputi dengan mitos, misteri, dan legenda yang ada pada zaman Majapahit, tetapi saat ini pulau Seprapat mulai banyak dikunjungi wisatawan. Pemandangan di Pulau Seprapat sangatlah indah dan alami dengan pohon-pohon tua yang cukup rindang, sehingga cocok dijadikan tempat rekreasi bersama keluarga. Di tengah-tengahnya Pulau Seprapat ini, terdapat sebuah makam berbentuk musholla yang dibangun oleh warga setempat.

10. Gua Pancur, Wisata Panorama Alam Pati

Gua Pancur dengan berlokasi di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah ini menyimpan banyak keistimewaan wisata tersendiri di Pati. Obyek wisata Goa Pancur juga banyak menyimpan cerita, sejarah, misteri, mitos serta legenda yang mendalam untuk warga setempat.



Ada banyak wahana yang ditawarkan di Gua Pancur, mulai dari mandi gratis didepan mulut Gua Pancur yang telah diyakini dapat membuat awet muda, wahana air juga berupa bebek kayuh dalam danau mini yang ada di depan mulut Gua Pancur, hingga wahana susur gua ini dengan menjejalah dalam perut bumi lereng Pegunungan Kendeng dengan panjang 827 meter.




Gua Pancur, Pati Jawa Tengah


Sewa dan Fasilitas Gua Pancur
Bagi yang ingin menyewa bebek kayuh di danau ini, pengunjung cukup mengeluarkan isi dompet Rp 15 ribu yang dapat ditumpangi hingga 4 orang. Pengunjung dikasih waktu sekitar 15 menit agar menikmati pemandangan yang ada di atas air danau.


Untuk wisata Gua Pancur, menjelajah keindahan pesona dalam perut bumi gua yang sepanjang 8,27 kilometer, pengunjung hanya membayar Rp 20 ribu untuk per orang. Dengan harga yang sangat murah tersebut, pengunjung sudah diberikan fasilitas bagus berupa helm keamanan, jaket pengaman serta guide.

Kalau Anda hanya ingin sekedar mandi, Anda cukup menyediakan pakaian ganti sebab sudah ada fasilitas kamar mandi umum. Ada juga mushola untuk pengunjung yang ingin melaksanakan ibadah sholat.

Tak hanya itu, untuk Anda muda-mudi, cewek-cowok yang ingin menjalin hubungan mesra di kawasan gua pancur juga tidak jadi masalah. Karena, di sana terdapat gazebo serta taman yang cocok untuk duduk berduaan bersama sang kekasih.


Gua Pancur, Pati Jawa Tengah


Untuk saat ini, Gua Pancur menjadi tempat wisata istimewa yang direkomendasikan di Pati Bumi Mina Tani. Liburan bersama keluarga sangat menjadi semakin asyik serta seru. Karena fasilitas yang ada di sana sudah sangat cukup baik untuk Anda menghabiskan waktu liburan.

Pengunjung yang menggunakan motor dikenai biaya parkir Rp 3.000 serta mobil dikenakan biaya parkir sebesar Rp 6 ribu. Tidak ada tiket masuk. Cukup untuk bayar parkir saja, sehingga menghabiskan waktu bersama keluarga di Goa Pancur benar-benar dijangkau murah muriah.

Ada pula beragam kuliner yang dapat ditawarkan di sana. Pengunjung bisa membawa makanan dan minuman dari rumah dan berburu aneka kuliner yang dijajakan yang ada di sekitar kawasan goa.

Goa yang berada di lereng gunung Kendeng di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Pati ini kali pertama ditemukan penduduk sekitar bernama Mbah Sarto di tahun 1932.

Kisah bermula, ketika Mbah Sarto mendengar lantunan air yang memercik dengan suara yang dalam. Setelah diteliti, percikan air ternyata berasal dari bukit pegunungan.

Setelah ditemukan, gua yang ditemukan dilubangi menggunakan gancu sampai membentuk mulut gua. Warga akhirnya memanfaatkan temuan tersebut agar menjadi pengairan pertanian di sawah yang terdapat di sekitarnya.

Dalam perjalanannya, wilayah tersebut disulap menjadi destinasi wisata Pati selatan yang  sangat mempesona, indah serta istimewa. Pemkab Pati akhirnya memasukkan Goa Pancur sebagai alat cagar budaya yang perlu dilindungi serta dilestarikan keberadaannya.

Gua Pancur, Pati Jawa Tengah

Gua Pancur tidak akan lepas dari cerita mistis serta legenda yang dimitoskan sampai tembus Pantai Selatan. Misteri itu masih belum terungkap, hingga kemudian bisa diungkap pada zaman modern akhir ini.

Wisata Gua Pancur yang membuktikan bahwa jalan setapak dalam perut bumi Goa Pancur tak akan sampai ke Pantai Selatan di Yogyakarta. Tapi, kedalamannya dapat mencapai 8,27 km. Jarak yang jauh untuk menyusur dalam perut bumi yang penuh dengan banyak rintangan.

Mitos yang menjadi legenda selama bertahun-tahun akhirnya terpatahkan. Tapi, sejumlah kalangan meyakini, gua pancur yang telah tembus ke Pantai Selatan Yogyakarta itu bukanlah fisik, tetapi tembus ke dunia gaib ujar mereka. Lagi-lagi, cerita mistis itu belum sempat dibuktikan secara empiris apakah alam gaib pada kawasan goa pancur tembus hingga Laut Selatan ataukah tidak.

Akses dan Peta Lokasi Menuju Gua Pancur

Untuk menuju arah lokasi Goa Pancur, Anda bisa melewati dari berbagai arah, baik berasal arah Pati Kota, Gabus atau dari arah selatan yakni Sukolilo kalau pengunjung melalui jalur Kudus, Purwodadi-Grobogan. Dari pinggiran jalan, ada gapura dengan bertuliskan “Kawasan Wisata Gua Pancur”, masuk saja di sana akan ada papan petunjuk arah menuju gua. Pengunjung mesti melewati perkampungan desa sekitar 3 km.

Gua Pancur adalah gua alam yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Goa ini memiliki pemandangan yang sangat indah yaitu berupa stalagtit dan stalagmit yang ada di sepanjang goa. Namun yang perlu anda ketahui bahwa di dalam goa ini juga terdapat aliran sungai yang kedalamannya bisa sepinggang orang dewasa. Oleh karena itu apabila anda akan menyusuri goa ini anda harus berhati-hati. Anda dapat menggunakan jasa pemandu wisata lokal agar dapat menunjukkan jalan yang aman serta dapat menceritakan berbagai hal yang ada seputar Goa Pancur ini.

WAHANA AIR DI GUA PANCUR



Goa pancur memiliki sebuah danau yang cukup luas dan cocok apabila dijadikan sebagai wahana air, untuk anak - anak, keluarga maupun muda mudi. penambahan wahana permainan seperti bebek air, sepeda air tentu akan menambah daya tarik objek wisata goa pancur, hal itu sudah menjadi rencana dari pihak pengelola goa pancur.

segala persiapan sudah mulai dilakukan, pemberdayaan kolam, pembuatan tanggul juga akan segera terlaksana, hal ini akan menjadi kabar gembira bagi pengunjung goa pancur, apalagi untuk anak - anak, pasti akan merasa senang. selain itu rencana lain yang sudah  dipersiapkan adalah penambahan permainan outbond yang sekarang banyak diminati semua kalangan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar